28 desember adalah waktu
kelahiranku, 19 tahun telah kulalui dan 20 tahun kedepan akan kuhadapi. Delapan
tahun yang lalu, masa balighku, dilumpuri debu dosa dan dihujani air keruh.
Sementera waktu terus berjalan dan umurku diikat oleh beriringnya masa, setiap tahunnya ia ambil dan ikat hingga pergi dari hidup dan masaku.
Sementera waktu terus berjalan dan umurku diikat oleh beriringnya masa, setiap tahunnya ia ambil dan ikat hingga pergi dari hidup dan masaku.
20 tahun adalah nilai
berharga yang telah Ibu dan ayah berikan padaku, aku di sayang dan di perhatikan agar tetap
hidup dan terbimbing baik untuk menghadapi kehidupan yang akan datang. Cinta
dan kasih sayang itu tak dapat aku ingat sekarang, yang aku dapatkan hanyalah
tinggal cerita dari mereka dan orang lain.Betapa ruginya waktu yang selama ini
aku jalani dan lalui, tanpa aku mengingat jasa mereka berdua.
Aku berandai , kiranya
waktu itu aku tahu dan sadar akan tangisan ibu menahan sakit ,aku akan menangis
juga. Dan seandainya aku menyadari akan semua pengorbana ibu dan ayah, maka aku
akan berterimaksih pada mereka. Namun itu sangatlah mustahil, karena belum
adanya bimbingan dari mereka berdua untuk aku mengetahui semuanya. Dan lagi-
lagi semua yang dapat aku rasakan ini, pengetahuan, berjalan, berlari,
berbicara, dan semuanya, adalah berkat dari jasa- jasa mereka.
Akupun tak sanggup
menyebutkan semua jasa mereka satu persatu dalam perenungan ini, lantas aku
menutup mataku dan menengadah kelangit, lalu aku buka mataku dan akupun berkata
bahwa seperti inilah jasa mereka , layaknya langit yang membentang luas
menaungi penduduk bumi.
“ wahai masa
,sampaikanlah pesanku terhadap jasa dan pengorbanan ibu dan ayah…!!! Aku
berteri maksih atas semua yang mereka berikan. Taka da sesuatu apapun yang
lebih layak aku katakan, melainkan terimakasih dan maafku kepada mereka. Apapun
yang aku miliki tak akan dapat menebus semua bimbingan mereka, dan sampaikanlah
bahwa aku berharap mereka dapat menerima kekuranganku ini . tangisan ibu dan
keringat ayah, tak akan mampu mengering walau aku nyalakan api berkobar dan
membara. Cinta dan kasih sayang yang tulus, menuntunku agar aku dapat
memberikan senyuman pada mereka, itupun sudah cukup bagi mereka. "
Namun, wahai masa…congkaknya diriku , kelemah lembutan mereka dalam berucap dan memberikan bimbingan , tak membekaskan sikap hormat dan baktiku pada mereka. Wahai masa….inilah keluhan dan penyesalanku,,, yang tak dapat aku sampaikan langsung pada mereka. Namun seiring engkau berjalan menuntunku kedepan, maka ajaklah aku untuk menuju nilai pengorbanan kepada mereka dan anak mereka, sampai aku dapat berikan senyuman dan kebahagiaan. Dan bagiku itupun masih kurang, maka akupun berkata “ akan aku korbankan semua jiwaku ini demi kebahagiaan ibu dan ayah serta anak- anak mereka” .
Namun, wahai masa…congkaknya diriku , kelemah lembutan mereka dalam berucap dan memberikan bimbingan , tak membekaskan sikap hormat dan baktiku pada mereka. Wahai masa….inilah keluhan dan penyesalanku,,, yang tak dapat aku sampaikan langsung pada mereka. Namun seiring engkau berjalan menuntunku kedepan, maka ajaklah aku untuk menuju nilai pengorbanan kepada mereka dan anak mereka, sampai aku dapat berikan senyuman dan kebahagiaan. Dan bagiku itupun masih kurang, maka akupun berkata “ akan aku korbankan semua jiwaku ini demi kebahagiaan ibu dan ayah serta anak- anak mereka” .
Afendy
cahya nurdiana, purwakarta, Sabtu , 29desember 2012.
0 comments:
Posting Komentar