-------------------------------****VISITING MY WORDPRESS AND CLICK HERE*****--------------------

Cool Blue Outer Glow Pointer

Minggu, 27 Januari 2013

--<< Ibu dan Ayah, sekumpulan buku bagi saya. >>--


“ Lukisan alam raya yang indah ini, ingin saya  gambar selalu dalam mata. Hijau dan coklat hiasi sejuk alam penuh aroma kesegaran. Langkah kaki mereka yang penuh harapan disertai khayalan, menuntun saya untuk pergi jauh, ke alam impian yang penuh dengan banyak manifestasi keberhasilan. Tangisan langit lukai bumi hingga berlubang, bahkan bebatuan sekalipun. Aliran air sungai akan berakhir di muara, begitu jua matahari yang bangun di timur lalu tidur ke barat. Tanaman hijau pancarkan nuansa alami, bahwa kesegaran dan ketegaranlah, kunci untuk tetap hijaukan kehidupan.”


Ungkapan di atas adalah sebuah karya hasil dari renungan saya, yang muncul sebagai pembuka bagi saya, untuk mencari kreatifitas dan karya saya dalam menjalani hidup ini. Tulisan di atas saya tulis enam bulan yang lalu, bulan ramadhan bersama dengan tawa dan senyuman adik- adik saya. Saya mencoba mengingat masa dahulu, membuat sebuah garis-garis dan gambarannya, sehingga menghantarkan saya pada masa SD, masa dimana saya banyak mendapatkan sebuah pelajaran, untuk bertekad dan berusaha hingga banyak menemukan kreatifitas.
Saya ingat persis yang membuat saya mulai tertarik untuk semangat belajar, adalah cerita dari kedua orang tua say. Mereka bercerita mengenai masa lalu mereka, yang berkesimpulan dan menghasilkan sebuah pembelajaran bagi saya. Jujur saja, tidak ada buku motivasi yang saya miliki saat itu, melainkan buku- buku pelajaran dan cerita fiksi, sehingga hanya ucapan kedua orang tua saya, yang menggiring saya untuk mau berkreatifitas. Ibu selalu mengajarkan saya bagaimana menjadi orang yang rapi dan bersih, begitu juga ayah yang menyemangati saya dengan ketegasannya dalam bertutur kata.
Tingkatan demi tingkatan akan saya hadapi, sementara pengetahuan masih kurang dalam diri saya. Saya tidak buntu, karena beruntung mempunyai ibu dan ayah, yang selalu mendampingi saya untuk rajin membaca dan mengkaji setiap mata pelajaran. Bahkan saya ingat sekali , persis saat itu saya masih kelas 1 SD. Pukul 10 pagi saya telah pulang dari sekolah, saya sangat senang karena nilai matematika saya 9,9. Namun ibu saya tidak mengizinkan saya untuk makan, sebelum saya membenarkan kesalahan dari pelajaran matematika itu. Saya berusaha dan  mencari- cari jawaban yang benar, namun saya tidak mendapatkannya juga. Ibu tersenyum, karena saya telah berusaha, walaupun saya tidak menemukan jawaban benar, namun saya sudah berusaha untuk mencarinya, saya pun boleh untuk makan.
Mulai detik ini, cerita itu menjadi kenangan terindah bagi saya, yang memberikan banyak makna di dalamnya. Walaupun saya dulu menyangka betapa jahatnya ibu, namun dewasa ini saya menyadarinya, bahwa betapa teliti dan perhatiannya ibu. Kesalahan adalah sangat wajar, namun berusaha untuk mencari- cari kebenarannya adalah sebuah kebanggaan. Kekurangan pasti ada pada setiap manusia, namun bukanlah alasan untuk tidak berusaha dan berkreatifitas dalam hidup ini. Sehingga, untuk terus ingin mendapatkan ilmu pengetahuan, hendaknya bagi saya untuk ingat cerita ini.
Tindakan ibu yang yang saya ceritakan di atas, memberikan sebuah makna yang sesuia dengan mata kuliah bahasa indonesia, yang disampaikan bapak Hernowo. Yang mana saya juga tidak lupa dengan ucapannya ketika dikelas “ pernahkah kalian membaca kembali tulisan yang kalian kirimkan ke saya ?”. Maka perintah ibu saya untuk mengoreksi ulang kesalahan, persislah dengan pertanyaan bapak terhadap mahasiswa STFI sadra semester II ini.
Sebenarnya banyak materi dari buku- buku, yang mengulaskan sebuah penjelasan bagaimana seseorang akan menjadi kreatif dan semanangat. Karya Dr. Ali Syari’ati, Prof. Mohsin Qoraati, dan bayak pemikir lainnya yang menggugah pembaca untuk berkreasi. Namun, saya tidak kalah materi dengan yang mereka punya, saya mempunyai orang tua saya, mereka bagaikan buku- buku yang menuliskan banyak solusi. Meskipun saya juga harus banyak mengkaji dari banyak para pakar dan pemikir, karena itu juga adalah nasehat ke-dua orang tua saya.
Saya bertanya pada hati saat menulis penulisan ini, mengapa saya lupa dengan tindakan ibu saya saat itu, padahal jikalau saya renungkan lebih dalam, maka terdapat sebuah perintah, yakni “ Telitilah setiap apa yang anda kerjakan wahai anakku”. Maka alasan  pada paragraf ke-lima “akan menjadi kenangan”, adalah bahwa memang cerita inilah yang membagun kembali keseriusan saya. Sehingga detik ini juga saya mendapatkan jawaban sendiri untuk diri saya, bahwa inilah yang nantinya akan menjadi pengoreksi dari apapun yang saya lakukan.
Di atas adalah materi pertama yang telah ibu saya ajarkan, ke-dua dari ayah yang selalu menegaskan agar bekerja keras. Sebenarnya materi ini adalah yang menjadi urutan pertama, karena untuk mengoreksi apa yang saya lakukan adalah dimulai dari sebuah pekerjaan. Namun , tak ada salahnya di bahas pada urutan pertama, walau urutannya ke-dua.
Ayah selalu memberikan pada saya sebuah perintah, maka haruslah bagi saya untuk  menjawabnya dengan melakukannya. Terkadang saya susah untuk mau menuruti perintahnya, sehingga ayah marah, maka hal ini juga menjadi penyesalan ke-dua bagi saya. Karena, tanpa ayah sering menyuruh terhadap saya untuk kerja keras, maka tak akan menjadi kebiasaan bagi saya untuk mau bekerja, apapun yang ayah perintah adalah untuk melakukan hal- hal yang baru, hal- hal yang belum saya kenal. Namun, tahukah anda? ketika saya melakukannya, maka akan menghasilkan pengetahuan , dan ini menjadi hal yang baru bagi saya.
Hal demikian itu pun ada pada diri saya saat ini, di mana hati ini meyuruh untuk selalu bertindak. Namun, sering sekali saya menolak suara ini. Maka saya mendapatkan sebuah jawaban, yang mana semua yang saya rasakan ini adalah nilai dari yang dahulu. Jawaban itu adalah perintah ayah agar saya bekerja keras, dan juga ibu agar saya teliti dalam melakukannya. Keduanya melengkapi dimensi harapan saya selama ini, bahwa untuk mewujudkan semua impian saya adalah dengan mengingat mereka.
Maka saya ambil sebuah simpulan, bahwa banyak jalan bagi manusia untuk menghasilkan banyak karya. Dan jalan itu ada pada diri dan hati setiap individu, serta hendaknya menggali dan merenung apa yang sebenarnya menjadi cocok bagi diirinya. Karena setiap individu mempunyai perbedaan perilaku, sehingga metodepun akan lahir berbeda pula caranya, walaupun nantinya akan menghasilkan sama yaitu keberhasilan. Maka saya pun berani mengatakan hal ini, bahwa “ Ikutilah metode dan sebuah materi yang membuat kita mampu untuk mewujudkan kreatifitas kita, serta akan terwujudnya impian kita”.  
Di atas inilah merupakan sebuah pengalaman saya, yang akan menjadi dan saya jadikan metode untuk keberlanjutan hidup ini, khusunya bagi saya yang ingin menciptakan sebuah karya. Terimakasih saya ucapkan pada bapak Hernowo, karena dengan tugas-tugasnya, memberikan saya wawasan dan pelatihan terhadap jiwa saya untuk mengelola apa yang telah saya dapatkan di kelas, menjadikan saya ingat pada nasehat kedua orang tua saya, yang saya jadikan sebuah metode dalam mewujudkan impian saya. 
"Ingatlah selalu...!, bahwa kedua orang tua, ibu dan ayah, adalah kunci kesuksesan setiap orang yang ingin menggapainya. Maka merenunglah tentang mereka dan camkan selalu pepatah mereka, karena apa yang mereka utarakan kepada anaknya adalah kunci untuk menggpai keingin anak".

 Oleh : Apendi Cahya Nur.D

0 comments:

Posting Komentar

 
Sumber : http://abitalita.blogspot.com/2012/10/membuat-tombol-scrolling-top-down.html#ixzz2H6Mltfr4 Read more: http://www.bocahit.com/2012/07/cara-memberi-efek-ketikan-pada-nama.html#ixzz2HxW6Nark