“ Lukisan alam
raya yang indah ini, ingin saya gambar selalu dalam mata. Hijau dan
coklat hiasi sejuk alam penuh aroma kesegaran. Langkah kaki mereka yang penuh
harapan disertai khayalan, menuntun saya untuk pergi jauh, ke alam impian yang
penuh dengan banyak manifestasi keberhasilan. Tangisan langit lukai bumi hingga
berlubang, bahkan bebatuan sekalipun. Aliran air sungai akan berakhir di muara,
begitu jua matahari yang bangun di timur lalu tidur ke barat. Tanaman hijau
pancarkan nuansa alami, bahwa kesegaran dan ketegaranlah, kunci untuk tetap
hijaukan kehidupan.”
Ungkapan di
atas adalah sebuah karya hasil dari renungan saya, yang muncul sebagai pembuka
bagi saya, untuk mencari kreatifitas dan karya saya dalam menjalani hidup ini.
Tulisan di atas saya tulis enam bulan yang lalu, bulan ramadhan bersama dengan
tawa dan senyuman adik- adik saya. Saya mencoba mengingat masa dahulu, membuat
sebuah garis-garis dan gambarannya, sehingga menghantarkan saya pada masa SD,
masa dimana saya banyak mendapatkan sebuah pelajaran, untuk bertekad dan
berusaha hingga banyak menemukan kreatifitas.
Saya ingat
persis yang membuat saya mulai tertarik untuk semangat belajar, adalah cerita
dari kedua orang tua say. Mereka bercerita mengenai masa lalu mereka, yang
berkesimpulan dan menghasilkan sebuah pembelajaran bagi saya. Jujur saja, tidak
ada buku motivasi yang saya miliki saat itu, melainkan buku- buku pelajaran dan
cerita fiksi, sehingga hanya ucapan kedua orang tua saya, yang menggiring saya
untuk mau berkreatifitas. Ibu selalu mengajarkan saya bagaimana menjadi orang
yang rapi dan bersih, begitu juga ayah yang menyemangati saya dengan
ketegasannya dalam bertutur kata.
Tingkatan demi
tingkatan akan saya hadapi, sementara pengetahuan masih kurang dalam diri saya.
Saya tidak buntu, karena beruntung mempunyai ibu dan ayah, yang selalu
mendampingi saya untuk rajin membaca dan mengkaji setiap mata pelajaran. Bahkan
saya ingat sekali , persis saat itu saya masih kelas 1 SD. Pukul 10 pagi saya
telah pulang dari sekolah, saya sangat senang karena nilai matematika saya 9,9.
Namun ibu saya tidak mengizinkan saya untuk makan, sebelum saya membenarkan
kesalahan dari pelajaran matematika itu. Saya berusaha dan mencari- cari
jawaban yang benar, namun saya tidak mendapatkannya juga. Ibu tersenyum, karena
saya telah berusaha, walaupun saya tidak menemukan jawaban benar, namun saya
sudah berusaha untuk mencarinya, saya pun boleh untuk makan.
Mulai detik
ini, cerita itu menjadi kenangan terindah bagi saya, yang memberikan banyak
makna di dalamnya. Walaupun saya dulu menyangka betapa jahatnya ibu, namun
dewasa ini saya menyadarinya, bahwa betapa teliti dan perhatiannya ibu.
Kesalahan adalah sangat wajar, namun berusaha untuk mencari- cari kebenarannya
adalah sebuah kebanggaan. Kekurangan pasti ada pada setiap manusia, namun
bukanlah alasan untuk tidak berusaha dan berkreatifitas dalam hidup ini.
Sehingga, untuk terus ingin mendapatkan ilmu pengetahuan, hendaknya bagi saya
untuk ingat cerita ini.
Tindakan ibu
yang yang saya ceritakan di atas, memberikan sebuah makna yang sesuia dengan
mata kuliah bahasa indonesia, yang disampaikan bapak Hernowo. Yang mana saya
juga tidak lupa dengan ucapannya ketika dikelas “ pernahkah kalian membaca
kembali tulisan yang kalian kirimkan ke saya ?”. Maka perintah ibu saya
untuk mengoreksi ulang kesalahan, persislah dengan pertanyaan bapak terhadap
mahasiswa STFI sadra semester II ini.
Sebenarnya
banyak materi dari buku- buku, yang mengulaskan sebuah penjelasan bagaimana
seseorang akan menjadi kreatif dan semanangat. Karya Dr. Ali Syari’ati, Prof.
Mohsin Qoraati, dan bayak pemikir lainnya yang menggugah pembaca untuk
berkreasi. Namun, saya tidak kalah materi dengan yang mereka punya, saya
mempunyai orang tua saya, mereka bagaikan buku- buku yang menuliskan banyak
solusi. Meskipun saya juga harus banyak mengkaji dari banyak para pakar dan pemikir,
karena itu juga adalah nasehat ke-dua orang tua saya.
Saya bertanya pada hati
saat menulis penulisan ini, mengapa saya lupa dengan tindakan ibu saya saat
itu, padahal jikalau saya renungkan lebih dalam, maka terdapat sebuah perintah,
yakni “ Telitilah setiap apa yang anda kerjakan wahai anakku”. Maka
alasan pada paragraf ke-lima “akan menjadi kenangan”, adalah bahwa
memang cerita inilah yang membagun kembali keseriusan saya. Sehingga detik ini
juga saya mendapatkan jawaban sendiri untuk diri saya, bahwa inilah yang
nantinya akan menjadi pengoreksi dari apapun yang saya lakukan.
Di atas adalah materi
pertama yang telah ibu saya ajarkan, ke-dua dari ayah yang selalu menegaskan
agar bekerja keras. Sebenarnya materi ini adalah yang menjadi urutan pertama,
karena untuk mengoreksi apa yang saya lakukan adalah dimulai dari sebuah
pekerjaan. Namun , tak ada salahnya di bahas pada urutan pertama, walau
urutannya ke-dua.
Ayah selalu memberikan
pada saya sebuah perintah, maka haruslah bagi saya untuk menjawabnya
dengan melakukannya. Terkadang saya susah untuk mau menuruti perintahnya,
sehingga ayah marah, maka hal ini juga menjadi penyesalan ke-dua bagi saya.
Karena, tanpa ayah sering menyuruh terhadap saya untuk kerja keras, maka tak
akan menjadi kebiasaan bagi saya untuk mau bekerja, apapun yang ayah perintah
adalah untuk melakukan hal- hal yang baru, hal- hal yang belum saya kenal.
Namun, tahukah anda? ketika saya melakukannya, maka akan menghasilkan
pengetahuan , dan ini menjadi hal yang baru bagi saya.
Hal demikian itu pun ada
pada diri saya saat ini, di mana hati ini meyuruh untuk selalu bertindak.
Namun, sering sekali saya menolak suara ini. Maka saya mendapatkan sebuah
jawaban, yang mana semua yang saya rasakan ini adalah nilai dari yang dahulu.
Jawaban itu adalah perintah ayah agar saya bekerja keras, dan juga ibu agar
saya teliti dalam melakukannya. Keduanya melengkapi dimensi harapan saya selama
ini, bahwa untuk mewujudkan semua impian saya adalah dengan mengingat mereka.
Maka saya ambil sebuah
simpulan, bahwa banyak jalan bagi manusia untuk menghasilkan banyak karya. Dan
jalan itu ada pada diri dan hati setiap individu, serta hendaknya menggali dan
merenung apa yang sebenarnya menjadi cocok bagi diirinya. Karena setiap
individu mempunyai perbedaan perilaku, sehingga metodepun akan lahir berbeda
pula caranya, walaupun nantinya akan menghasilkan sama yaitu keberhasilan. Maka
saya pun berani mengatakan hal ini, bahwa “ Ikutilah metode dan sebuah
materi yang membuat kita mampu untuk mewujudkan kreatifitas kita, serta akan
terwujudnya impian kita”.
Di atas inilah merupakan
sebuah pengalaman saya, yang akan menjadi dan saya jadikan metode untuk
keberlanjutan hidup ini, khusunya bagi saya yang ingin menciptakan sebuah
karya. Terimakasih saya ucapkan pada bapak Hernowo, karena dengan
tugas-tugasnya, memberikan saya wawasan dan pelatihan terhadap jiwa saya untuk
mengelola apa yang telah saya dapatkan di kelas, menjadikan saya ingat pada
nasehat kedua orang tua saya, yang saya jadikan sebuah metode dalam mewujudkan
impian saya.
"Ingatlah selalu...!,
bahwa kedua orang tua, ibu dan ayah, adalah kunci kesuksesan setiap orang yang
ingin menggapainya. Maka merenunglah tentang mereka dan camkan selalu pepatah
mereka, karena apa yang mereka utarakan kepada anaknya adalah kunci untuk
menggpai keingin anak".
Oleh : Apendi Cahya Nur.D
0 comments:
Posting Komentar