Lukisan
alam raya yang indah ini, ingin aku gambar selalu dalam mataku. Hijau dan
coklat hiasi sejuk alam penuh aroma kesegaran. Langkah kaki mereka yang penuh
harapan dengan khayalan menuntunku untuk pergi jauh, ke alam impian yang penuh
dengan fatamorgana. Tangisan langit lukai bumi hingga berlubang, bahkan bebatuan
sekalipun.
Aliran
air sungai akan berakhir dimuara, begitu jua matahari yang bangun ditimur lalu
tidur kebarat. Tanaman hijau pancarkan cahaya alami, bahwa kesegaran dan
ketegaranlah, kunci untuk tetap hijaukan kehidupan.
Aku ingin terbang dengan kedua tanganku jauh
keangkasa, dapat kupandangi indahnya samudera dan permukaan bumi, namun itu
adalah angan-angan yang dibohongi khayalan dan sia-sia. Aku berharap dapat
mengikat semua cinta, hingga aku hidup penuh bahagia, namun itu tak mungkin
bagiku, karena aku tak pernah ungkapakan rasa itu, dan inilah keinginan yang
dihiasi oleh kejujuran dan tertanam kesempatan. Jikalau aku disuruh untuk
memilih,maka “aku yang kedua” yang aku pilih, walau kenyataan “aku yang
pertamalah” yang sering dan sedang aku lakukan ( kutipan Riwayat
Hatiku).
Allah swt menjadikan dua hal yang harus manusia
pertimbangkan, kebenaran dan kesesatan. Timbangan itu adalah bekal yang tiada
makhluk mananapun memilkinya,kecuali manusia. itu adalah akal yang mengkontrol
seluruh apa yang menjadi tindakan manusia. Namun seringkali manusia terkalahkan
oleh hawa nafsunya, yang seharusnya dikendalikan malah dijadikan teman untuk
tetap melakukan.
Kekayaan
dan kemiskinan dapat mendukung hawa nafsu ini untuk bertindak, bahkan menjalar
disetiap kesempatan manusia itu mulai mengabaikan akalnya, dan tentunya hal ini
didukung oleh Iblis, yang mengirim bala tentaranya untuk mewaswasi setiap hati
dan dada manusia.
Namun,
Allah Swt karena kecintaan-Nya, tak membiarkan manusia dalam kesesatan ini. Ia
utus para Nabi-nya hingga Nabi Muhammad Saaw, untuk memberi peringatan kepada
manusia, agar hati-hati terhadap godaan sayaitan yang senantiasa merayu hawa
nafsu.Hal ini sering aku dengar dari ceramah para ustadz dan para ulama, dan
aku pelajari semasa aku Smp dan Sma Al-ma'hadul Islami Yapi Kenep- Beji
Pasuruan.
Kaya dan
miskin? Mungkin andapun sering mendengar istilah tersebut, bahkan banyak para
peceramah Tv dan sinetron-sinetron yang menggambarkan jelas tentang sikaya dan
simiskin. Namun apakah anda menyadari atau merenungkan, mengapa Allah swt
menjadikan adanya miskin dan kaya pada manusia? Jawabannya sangat simple,
karena kecintaan-Nya.
Setiap
yang Ia Swt jadikan dibumi ini memiliki aturan dan undang-undang, kemudian hal
itu memerlukan kepatuhan dan ketaatan manusia. Allah Swt adalah dzat Yang Maha
adil dan bijaksana, semua ciptaan-Nya tersusun dari keadilan hingga adanya
keselarasan dan keserasian. Miskin dan kaya adalah dua hal yang berbeda namun
saling berikatan, dan anda pastilah tahu bahwa ikatan ini menunjukan adanya
keserasian diantara keduanya.
Tak akan selamanya ada sebutan indah tanpa
ada yang jelek, tiada ada sebutan kurus tanpa ada yang gendut, dan tiada ada
sebutan miskin tanpa ada sebutan kaya pada manusia.
Terdapat
banyak pemikiran dan sikap manusia dalam menghadapi kehidupan, begitu juga
dalam menyikapi kemiskinan dan kekayaan hidupnya. Jikalau anda adalah orang
miskin, maka kemiskinan bukanlah suatu aib bagi diri anda, bilamana kemiskinan
itu dihiasi oleh ketakwaan pada Allah Swt, dan hasilnya adalah
anda kaya dimata Allah Swt. Namun ingatlah bahwa kekayaan adalah
keburukan bagi diri anda, bila kesombongan dan kecongkakan menghiasi keinginan
anda, dan hati-hatilah akan hal yang demikian.
Aku
adalah orang yang pernah mengalami dua-duanya. Dahalu dimasa aku masih
kanak-kanak, kehidupanku begitu berkecukupan, bahkan apapun yang aku inginkan
pastilah orang tuaku belikan. Makanan, pakaian, dan semua yang menjadi
kebutuhan aku dan kedua orang tuaku, tiada masalah. Namun semua itu berubah
disaat aku kelas 1 Sd, kesulitan ayahku dalam usaha, mendukung kekurangan dalam
kebutuhan yang harus dipenuhi. Dari tahun ketahun aku dikarunia adik, namun
usaha ayahku semakin bangkrut, inilah ujian bagiku dan keluargaku. Toko ayahkupun
tutup, berganti jualan dipasar, dan menanam tanaman dikebun untuk dijual. Pekerjaan
ayahku ini membuahkan banyak penghasilan, hingga perdagangan ayahku dipasar
berjalan dengan lancar. Aku ikut senang dan mensyukuri hal ini, aku menyesal
tak pernah ikut kepasar untuk berjulan, sehingga aku tahu bagaimana nasib
ayahku dipasar dan para pedagang lainnya.
Tahukah
anda bahwa kehidupan yang tidak terus menerus lancar, usaha ayahku ini macet
ditimpa hama dan kemarau, yang membunuh sedikit demi sedikit pertanian ayahku.
Aku turut prihatin akan hal ini, maka ibuku membantu pekerjaan ayahku. Dan
tidak disangka jua kala itu aku kelas 6 Sd, usaha ayahku yang kecil-kecilan
diladang, menghambat aku untuk melanjutkan sekolah. Akupun terima untuk tidak
melanjutkan sekolah ke Smp. Bahkan untuk membantu keringanan kedua orang tuaku
dan adik-adiku, aku bekerja dipasar. Aku berjualan kresek, dan membantu para
pembeli yang membutuhkan bantuan untuk mengangkut dagangan mereka. Sehingga
kehadiranku disekolah terhambat, dan sering guru-guruku bertanya alasan mengapa
aku tidak hadir. Kedua orang tuaku tahu, dan mencoba untuk tidak mengkorbankan
sekolah. Akupun punya inisiatif sendiri untuk bekerja dipasar dihari pekan dan
tanggal merah lainnya.
Hal ini terus aku jalani, aku merasakan capenya bekerja
dan usaha. Aku menjadi berfikir dewasa, akan perasaan cape dan usah kedua orang
tuaku. Namun Allah mendengar doa kami, aku harus tetap sekolah, ada seorang
yang bijaksana, ia memberiku jalan untuk tetap sekolah dan menjamin semua yang
menjadi kebutuhanku. Aku bersujud dan bersyukur atas nikmat besar ini.
Tahukah
anda perasaanku saat itu, aku merasakan cinta-Nya yang begitu agung padaku dan
keluargaku. Dan akupun sadar bahwa kehidupan didunia ini, akan selalu dibuntuti
kesenangan ataupun kesengsaraan. Namun harus anda dan aku tahu jua, bahwa tidak
selamanya kemiskinan adalah kesengsaraan, ketika kita bersabar dan berusaha
dalam menghadapinya. Begitu jua kaya, kita harus amanat akan kekayaan yang kita
miliki, dengan bersodaqoh ataupun berzakat pada mereka fakir miskin. Mungkin
dahulu dimasa aku dan keluargaku berkecuupan, lupa untuk bersedekah sehingga
diuji dengan kemiskinan yang merasakan sedekah dari orang lain.Inilah keadilan
Allah Swt, ia jadikan rizky orang miskin dari sedekah orang kaya dan usaha
kecil-kecilannya, dan rizky orang kaya dengan bersedekah kepada orang miskin,
sehingga Allah mempermudah semua usahanya. Sekarang mari kita pikirkan tentang
kaya…! Apakah kekayaan menjamin anda bahagia dan mendapatkan cinta-Nya? dan
dengan semua kekayaan itu anda menjadi paling bahagia didunia?
Aku
jawab bahwa tidak selamanya kekayaan itu membuahkan kebahagiaan, atau bahkan
malah kemiskinan itu sendiri. Kekayaan yang dirasakan, semua serba mewah dan
berkecukupan, namun tidak ingat kepada yang miskin dan tidak menginfakkan
sebagian harta,yang menjadi hak orang miskin,maka akan jauh dari rahmat Allah
dan cinta-Nya. Dan tidak seperti yang dibayangkan hal ini dengan cepat membuat
perusahaan anda bangkrut,para karyawan berpindah contohnya, atau rekan bisnis
tidak mau bekerja sama lagi, hal ini bisa aja terjadi, dan tidak
disangka-sangka, kemiskinan anda rasakan.
Setelah semua yang anda miliki ini akan anda
keluhkan pada-Nya, dan memohon ampunan atas kelalaian anda?. Atau anda meminta
jalan padanya? Ok lah anda telah melakukannya, namun Allah Swt tetap
berkeinginan anda miskin, lalu apakah hal ini menjadikan anda lebih mendekatkan
diri pada-Nya? jikalau ya, anda pasti akan mendapatkan cinta-Nya, tak
disangkapun anda akan mendapat berbagai jalan untuk mendapatkan kekayaan itu
lagi dan pastinya harus anda syukuri. Namun jika tidak, siap-siaplah kemiskinan
yang mutlak menimpa dan mendaging menjadi diri anda, bukan saja kemiskinan
dunia yang akan anda rasakan, namun kemiskinan akhirat menanti anda. Bahkan
diduniapun anda rasakan, akan begitu jauhnya anda dari cinta-Nya.
Maka
sudahkah aku dan anda merenungkan pelajaran dan pengalamanku diatas? Jikalau
sudah maka jalani kehidupan kita sesuai perintah dan hukum-Nya, dan jikalau
belum mari kita renungkan bersama-sama dan mulai untuk terus
mensyukuri semua nikmat yang Allah berikan selama ini pada kita.
Pernahkan anda menyadari kekayaan yang kita
miliki selama ini, dan tak hentinya Allah swt memberikan, namun kita tak
menyadarinya?ingat bahwa nikmat itu bukan berarti materi saja, maka jika aku
dan anda berfikir demikian, materialislah kita, dan syaitanlah yang selalu
menghantarkan manusia pada bimbingan bermateri.
Coba
renungkan bahwa kedua mata anda yang sekarang masih normal, namun tiba-tiba
Allah jadikan buta di esok harinya? Atau sekarang anda yang merasakan nikmat
hidup berjalan dengan lancar, tiba-tiba keesokan harinya anda tidak bisa
bergerak dan lumpuh untuk selamanya? Sudahkah kita semua mensyukuri cinta dan
rahmat –Nya ini , yang begitu bernilai Ia berikan pada kita?. Aku jua lantas
bertanya kembali, pernahkah kita mensyukuri nikmat bernafas, yang mana Ia Swt
karunia oksigen setiap detiknya pada kita? dan tahukah? bahwa ini adalah
salah satu rahmat dan cinta-Nya yang tidak kita sadarai. Coba oksigen menjadi
hal yang harus didapatkan dengan tidak bebas , melainkan harus dibeli di sebuah
perusahaan oksigen, berapa banyak uang yang harus kita keluarkan?. Dan jikalau
ok lah oksigen bebas kita dapatkan, namun coba seandainya kita mau merenung,
dengan menghitung contoh satu hembusan oksigen berharga dua ribu rupiah, berapa
banyak hutang kita pada Allah Swt dengan nilai yang begitu banyak? Dan jalan
satu-satunya untuk membayar adalah dengan mensyukuri setiap hembus nafas yang
kita nikmati.
Jujur
saja aku belum melakukan hal ini sebelumnya, dan baru sadar sekarang ini. Tapi
aku mengajak anda bersamaku untuk tak lalai pada hal yang seharusnya kita
syukuri, walau sekecil apapun nyatanya. Tak terhitung rahmat-Nya yang tercurah
selalu pada manusia, namun manusia malah mengingkarinya dengan melanggar
perintah-Nya.
Kemarin, sekarang dan esok adalah sekumpulan
waktu, yang selalu berkaitan. Tanpa kemarin yang kita lakukan tiada
ada sekarang menjadi renungan, maka tentulah hari esok tak ada
perbaikan ( kutipan Riwayat Hatiku
).
Kita harus yakin bahwa kemurahan Allah
selalu diberikan pada kita, dan cinta-Nya tiada ada yang dapat menggapainya,
kecuali bagi mereka yang mensyukuri nikmat-Nya.
“ lupakanlah kebaikan kita dan ingatlah
keburukan kita, namun jagan pernah lupakan kebaikan Allah Swt, walau terkadang
menurut kita buruk tapi baik menurut-Nya.”
( Kutipan Riwayat Hatiku)
***
karya apendi cahya (cahya nur),apendicahya.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar