Detak jantungku menerkam setiap hembus nafas, yang
menghela udara segar alam. Hati berteriak bahagia karena aliran darah cinta
kian mendekat. Aku terkepung oleh segala rasa, sehingga aku tak terkendali.
Walau hijau menjadi coklat, aku akan tetap semangat menjadi yang terbaik dan
berhasil.
Sekiranya hati dapat berbohong, maka cinta tak akan
pernah tercipta selamanya. Mengharungi semua keadaan yang ada ini, aku
terambang oleh berbagai getaran. Jiwa mulai menguasai badanku yang tak berdaya,
terperangkap oleh keinginan yang tak tertahan. Aku butuh hal baru, serta
memberikan pencerahan dalam jejak perjalananku yang sementara ini.
Tak pernah aku bayangkan bahwa aku terlelap begitu jauh,
hingga menelan banyak khayalan dan awan-awan langit. Aku ingin berjalan dalam
kepastian, namun aku adalah makhluk meragu yang peka akan rasa penasaran. Air
tak akan pernah menjadi panas, ia akan menyejukkan setiap sentuhan dan terpaan,
kecuali ada hal lain yang merubahnya.
Banyak hal yang telah merubahku, hingga aku terbang ke alam
imajinasi yang begitu berwarna. Aku berdiri di hadapan cermin, untuk melihat
cinta dan kekuatannya yang melekat dalam diri. Namun, ternyata aku masih polos
dan kaku, untuk mengungkap segala keindahan yang ada.
Fenomena alam banyak membantuku, untuk mencari sebuah
kekuatan yang agung. Angin menerpa
setiap yang berjasad, hingga menggerakkan bayang- bayang yang dihiasi sinar
mentari. Aku terbawa oleh sebuah renungan, bahwa tak ada yang mustahil dalam
kehidupan yang bernaung di bawah
kuasa-Nya.
Setiap langkah yang aku pijakkan, menjejakkan sejarah
besar dalam bumi ini. Hingga aku berlari mengelilingi keinginan hati, agar aku
mendapatkan kisah yang bermakna untuk dikenang nantinya. Alamku ini adalah
bayangan hampa, yang penghuninya akan lenyap dan hancur bagaikan potongan-
potongan kertas ditiup angin samudera biru.
Aku berdiri sendiri untuk menata kembali sebuah cinta,
bersama mereka yang tanpanya aku tak akan ada. Aku tak boleh berhutang pada
siapapun, melainkan aku harus melakukan apa yang menjadi layaknya dilakukan.
Berpikir tentang waktu hanya akan membuangnya begitu saja, namun merenung
dengan sebuah harapan adalah usaha tertinggi. Untuk mencapai segala keinginan
memerlukan getaran hati dan kekuatan cinta.
Masa laluku adalah contoh bagiku, agar untuk dijadikan
perenungan. Perenungan yang memikat sebuah perencanaan, sehingga membentuk
sebuah perubahan. Perubahan adalah hal yang baru, yang tak akan merugi bagi
siapapun yang mau memintanya datang. Ia memberikan sebuah pengertian lain,
bahwa hidup jangan untuk dikotori, namun disinari sebuah cahaya yang akan
mewarnai setiap sudut bayangannya.
Walaupun masa mengejarku di setiap detik waktu dan detak
jantungku, aku harus menelan rasa pahit walau tak enak dirasa. Karena, terdapat
banyak hal yang belum dan jarang diketahui. Manusia sering tertipu, padahal ia
adalah obat, kemudian dibuang karena rasa yang meracuni lidah. Jika jiwa tak akan lama menghuni, maka untuk
apa menakuti hal yang belum ada.
Dalam hidupku, tak pernah aku rasakan sebuah dilema hidup
bahagia, mencintai dan dicinta. Karena aku terayun oleh desaran ombak luka, dan
hamparan harapan orang- orang teraniaya. Ada yang mengatakan bahwa aku tak
pernah menentu, selalu berubah dalam melakukakan hal, apapun itu. Maka aku
berpegangan pada ungkapan ibu dan ayah, bahwa jangan pernah melupakan daratan
dan lautan dimana aku terlahir.
Lidah boleh berucap sekehendaknya, namun akal dan hatiku
tak akan pernah tertipu. Menelusuri semua keadaan di dunia ini, aku terkejut
karena terhampar banyak harapan dan godaannya. Terambang di atas aliran sungai,
menggiring jiwa menelusuri segala hal.
Tiba hari yang di dalamnya didengungkan seruan pujian dan
penyesalan, mengkaji ruhani mencari arti diri. Bersimpuh dengan gejolak hati,
membara jiwa yang terbakar karena dosa. Kata- kataku bergelut dalam desaran
ombak maaf, mengaharap benar dan tepat dalam menjejaki setiap keadaan. Suaraku
parau menjerit karena sakit, bahwa ternyata dosaku melimpah terdampar di
permukaan pikiranku. Namun, aku terhibur oleh firman-Nya, bahwa rahmat dan
maaf-Nya begitu agung dari kesalahanku.
Hina ataukah mulia aku sekarang? Sehingga aku masih
binggung mengetahui diriku ini. Aku tak perduli sehina apa diri ini, namun aku
tetap yakin bahwa Ia yang maha mulia mengajakku untuk mulia. Bahkan, aku
terlelap tidur di bawah naungan kemulian-Nya. Walaupun aku belum mengenal pasti
diriku, terpenting dari itu aku tahu bahwa adanya aku karena kemuliaan-Nya.
Hari ini, aku banyak mendengar penjelasan dan ulasan
teman- temanku, bahwa makna itu muncul dari sebuah kata. Aku seringkali bingung
dengan makna setiap kata yang ada, bukannya menjelaskan namun memberikan banyak
pertanyaan. Sama halnya dengan fenomena yang ada ini, terdapat banyak rahasia
yang terkandung dalam setiap peristiwanya.
Tergambar cakrawala alam di dalam dasar kalbuku,
melukiskan setiap keindahan dan kemilaunya. Ayunan dedahanan menggetarkan daun-
daun, meneteskan air embun yang menyelubungi setiap sudutnya. Terik sang surya
menerangi dasar laut yang gelap, menyingkap pernak – pernik kekayaannya .
Mengalir air yang deras nan lebat, kini merangkak di depan pandanganku,
ternyata tangisan meneteskan embun- embun mata yang mengaliri pelipisku hingga
berbekas. Karena, aku kagum terhadap kekuasaan-Nya yang tiada batasnya ini.
Aku berbicara dengan hati, namun ia membisu karena sakit dan pedih. Aku
berbisik dengannya tanpa henti, sampai ia mau memintaku datang ke dalamnya.
Kini akupun tahu sakitnya dan pedihnya, yang menyimpan semua bebanku. Aku
tertunduk malu, karena membuatnya tersiksa dan teraniaya olehku. Hingga aku
memberi ia harapan, bahwa aku tak akan menimpakan semua bebanku kedalamnya
lagi.
Disambut sorakan dan degupan jantungku, aku terdesak oleh
rasa lelah untuk mencari ketenangan. Ayunan cinta dan kasih mulai menuntunku
tertunduk, bahwa janganlah pernah mengotori hati dan akal yang suci ini.
Tergeliat jiwaku mengerang kesesakitan karena parau yang aku rasa, mengetahui
bahwa selama ini aku telah melukai keduanya begitu lama.
Angin yang menyentuh kulitku ini, melahirkan rasa
bangkitku untuk membangun ketegaran. Ketegaran yang dibangun oleh semangat,
yang dapat menyeretku pada sumber sentuhan tadi. Aku bingung dengan rasa yang
aku rasa ini, bahwa aku tergantung dan digantungkan oleh hal lain. Sementara
waktu terus dan berlanjut jalan, namun aku masih tak puas menerkam semua
kesempurnaan yang ada di dunia ini.
Begitu panjang dan lebar kata-kata dan ungkapanku di
atas, itu adalah apa yang aku rasakan sekarang. Kini aku ingin merenungkan
semuanya lagi, hingga aku mendapat sebuah pencerahan diri dalam jiwaku. Aku pun
teringat oleh sebuah kejadian, yang di dalamnya tidak terdapat melainkan rasa
sakit yang menggugah semangat.
Al-husein as adalah sosok manusia yang patut untuk
direnungkan, karena telah memberikan banyak pencerahan bagi yang mendengar
namanya as. Siapa yang tak mengenalnya? Celaka bagi ia yang lari dari
mengenalnya dan menolak keyakinan akan ajarannya. Karena cinta padanya adalah
uapah untuk datuknya Saaw.
Perhatian,
dilarang menggunakan kata-kata ini lantas tidak menyertakan pembuatnya. Karena,
ini adalah karya original. Sehingga boleh dibaca, hanya saja jikalau
membutuhkannya hendaknya disaring kata-kata ini dengan bahasa yang berbeda,
atau ditulis sama namun jangan lupa sertakan nama saya, Apendi Cahya Nurdiana. Terimaksih
atas kunjungannya dan telah membaca hasil-hasil karya saya.
0 comments:
Posting Komentar