-------------------------------****VISITING MY WORDPRESS AND CLICK HERE*****--------------------

Cool Blue Outer Glow Pointer

Rabu, 04 Desember 2013

---<<< Pencerahan dan perenungan >>>---

Detak jantungku menerkam setiap hembus nafas, yang menghela udara segar alam. Hati berteriak bahagia karena aliran darah cinta kian mendekat. Aku terkepung oleh segala rasa, sehingga aku tak terkendali. Walau hijau menjadi coklat, aku akan tetap semangat menjadi yang terbaik dan berhasil.


Sekiranya hati dapat berbohong, maka cinta tak akan pernah tercipta selamanya. Mengharungi semua keadaan yang ada ini, aku terambang oleh berbagai getaran. Jiwa mulai menguasai badanku yang tak berdaya, terperangkap oleh keinginan yang tak tertahan. Aku butuh hal baru, serta memberikan pencerahan dalam jejak perjalananku yang sementara ini.

Tak pernah aku bayangkan bahwa aku terlelap begitu jauh, hingga menelan banyak khayalan dan awan-awan langit. Aku ingin berjalan dalam kepastian, namun aku adalah makhluk meragu yang peka akan rasa penasaran. Air tak akan pernah menjadi panas, ia akan menyejukkan setiap sentuhan dan terpaan, kecuali ada hal lain yang merubahnya.

Banyak hal yang telah merubahku, hingga aku terbang ke alam imajinasi yang begitu berwarna. Aku berdiri di hadapan cermin, untuk melihat cinta dan kekuatannya yang melekat dalam diri. Namun, ternyata aku masih polos dan kaku, untuk mengungkap segala keindahan yang ada.

Fenomena alam banyak membantuku, untuk mencari sebuah kekuatan yang agung.  Angin menerpa setiap yang berjasad, hingga menggerakkan bayang- bayang yang dihiasi sinar mentari. Aku terbawa oleh sebuah renungan, bahwa tak ada yang mustahil dalam kehidupan yang  bernaung di bawah kuasa-Nya.

Setiap langkah yang aku pijakkan, menjejakkan sejarah besar dalam bumi ini. Hingga aku berlari mengelilingi keinginan hati, agar aku mendapatkan kisah yang bermakna untuk dikenang nantinya. Alamku ini adalah bayangan hampa, yang penghuninya akan lenyap dan hancur bagaikan potongan- potongan kertas ditiup angin samudera biru.

Aku berdiri sendiri untuk menata kembali sebuah cinta, bersama mereka yang tanpanya aku tak akan ada. Aku tak boleh berhutang pada siapapun, melainkan aku harus melakukan apa yang menjadi layaknya dilakukan. Berpikir tentang waktu hanya akan membuangnya begitu saja, namun merenung dengan sebuah harapan adalah usaha tertinggi. Untuk mencapai segala keinginan memerlukan getaran hati dan kekuatan cinta.

Masa laluku adalah contoh bagiku, agar untuk dijadikan perenungan. Perenungan yang memikat sebuah perencanaan, sehingga membentuk sebuah perubahan. Perubahan adalah hal yang baru, yang tak akan merugi bagi siapapun yang mau memintanya datang. Ia memberikan sebuah pengertian lain, bahwa hidup jangan untuk dikotori, namun disinari sebuah cahaya yang akan mewarnai setiap sudut bayangannya.

Walaupun masa mengejarku di setiap detik waktu dan detak jantungku, aku harus menelan rasa pahit walau tak enak dirasa. Karena, terdapat banyak hal yang belum dan jarang diketahui. Manusia sering tertipu, padahal ia adalah obat, kemudian dibuang karena rasa yang meracuni lidah.  Jika jiwa tak akan lama menghuni, maka untuk apa menakuti hal yang belum ada.

Dalam hidupku, tak pernah aku rasakan sebuah dilema hidup bahagia, mencintai dan dicinta. Karena aku terayun oleh desaran ombak luka, dan hamparan harapan orang- orang teraniaya. Ada yang mengatakan bahwa aku tak pernah menentu, selalu berubah dalam melakukakan hal, apapun itu. Maka aku berpegangan pada ungkapan ibu dan ayah, bahwa jangan pernah melupakan daratan dan lautan dimana aku terlahir.

Lidah boleh berucap sekehendaknya, namun akal dan hatiku tak akan pernah tertipu. Menelusuri semua keadaan di dunia ini, aku terkejut karena terhampar banyak harapan dan godaannya. Terambang di atas aliran sungai, menggiring jiwa menelusuri segala hal.

Tiba hari yang di dalamnya didengungkan seruan pujian dan penyesalan, mengkaji ruhani mencari arti diri. Bersimpuh dengan gejolak hati, membara jiwa yang terbakar karena dosa. Kata- kataku bergelut dalam desaran ombak maaf, mengaharap benar dan tepat dalam menjejaki setiap keadaan. Suaraku parau menjerit karena sakit, bahwa ternyata dosaku melimpah terdampar di permukaan pikiranku. Namun, aku terhibur oleh firman-Nya, bahwa rahmat dan maaf-Nya begitu agung dari kesalahanku.

Hina ataukah mulia aku sekarang? Sehingga aku masih binggung mengetahui diriku ini. Aku tak perduli sehina apa diri ini, namun aku tetap yakin bahwa Ia yang maha mulia mengajakku untuk mulia. Bahkan, aku terlelap tidur di bawah naungan kemulian-Nya. Walaupun aku belum mengenal pasti diriku, terpenting dari itu aku tahu bahwa adanya aku karena kemuliaan-Nya.

Hari ini, aku banyak mendengar penjelasan dan ulasan teman- temanku, bahwa makna itu muncul dari sebuah kata. Aku seringkali bingung dengan makna setiap kata yang ada, bukannya menjelaskan namun memberikan banyak pertanyaan. Sama halnya dengan fenomena yang ada ini, terdapat banyak rahasia yang terkandung dalam setiap peristiwanya.

Tergambar cakrawala alam di dalam dasar kalbuku, melukiskan setiap keindahan dan kemilaunya. Ayunan dedahanan menggetarkan daun- daun, meneteskan air embun yang menyelubungi setiap sudutnya. Terik sang surya menerangi dasar laut yang gelap, menyingkap pernak – pernik kekayaannya . Mengalir air yang deras nan lebat, kini merangkak di depan pandanganku, ternyata tangisan meneteskan embun- embun mata yang mengaliri pelipisku hingga berbekas. Karena, aku kagum terhadap kekuasaan-Nya yang tiada batasnya ini.

Aku berbicara dengan hati,  namun ia membisu karena sakit dan pedih. Aku berbisik dengannya tanpa henti, sampai ia mau memintaku datang ke dalamnya. Kini akupun tahu sakitnya dan pedihnya, yang menyimpan semua bebanku. Aku tertunduk malu, karena membuatnya tersiksa dan teraniaya olehku. Hingga aku memberi ia harapan, bahwa aku tak akan menimpakan semua bebanku kedalamnya lagi.

Disambut sorakan dan degupan jantungku, aku terdesak oleh rasa lelah untuk mencari ketenangan. Ayunan cinta dan kasih mulai menuntunku tertunduk, bahwa janganlah pernah mengotori hati dan akal yang suci ini. Tergeliat jiwaku mengerang kesesakitan karena parau yang aku rasa, mengetahui bahwa selama ini aku telah melukai keduanya begitu lama.

Angin yang menyentuh kulitku ini, melahirkan rasa bangkitku untuk membangun ketegaran. Ketegaran yang dibangun oleh semangat, yang dapat menyeretku pada sumber sentuhan tadi. Aku bingung dengan rasa yang aku rasa ini, bahwa aku tergantung dan digantungkan oleh hal lain. Sementara waktu terus dan berlanjut jalan, namun aku masih tak puas menerkam semua kesempurnaan yang ada di dunia ini.

Begitu panjang dan lebar kata-kata dan ungkapanku di atas, itu adalah apa yang aku rasakan sekarang. Kini aku ingin merenungkan semuanya lagi, hingga aku mendapat sebuah pencerahan diri dalam jiwaku. Aku pun teringat oleh sebuah kejadian, yang di dalamnya tidak terdapat melainkan rasa sakit yang menggugah semangat.

Al-husein as adalah sosok manusia yang patut untuk direnungkan, karena telah memberikan banyak pencerahan bagi yang mendengar namanya as. Siapa yang tak mengenalnya? Celaka bagi ia yang lari dari mengenalnya dan menolak keyakinan akan ajarannya. Karena cinta padanya adalah uapah untuk datuknya Saaw.

Perhatian, dilarang menggunakan kata-kata ini lantas tidak menyertakan pembuatnya. Karena, ini adalah karya original. Sehingga boleh dibaca, hanya saja jikalau membutuhkannya hendaknya disaring kata-kata ini dengan bahasa yang berbeda, atau ditulis sama namun jangan lupa sertakan nama saya, Apendi Cahya Nurdiana. Terimaksih atas kunjungannya dan telah membaca hasil-hasil karya saya.


0 comments:

Posting Komentar

 
Sumber : http://abitalita.blogspot.com/2012/10/membuat-tombol-scrolling-top-down.html#ixzz2H6Mltfr4 Read more: http://www.bocahit.com/2012/07/cara-memberi-efek-ketikan-pada-nama.html#ixzz2HxW6Nark