Pagi yang
cerah, membuka mataku untuk menikmati indahnya alam raya. Desakan rayap-rayap
yang menggerogoti kayu-kayu, terdengar nyaris bak desaran debu yang ditiup
angin. Mentari pagi, pancarkan lasernya yang indah, disambut penduduk angkasa
yang bergulung dan bertengger tersenyum. Awan –awan gelap menjadi putih
kebiruan di sinari mentari yang memandangnya, bak lautan yang membentang
sepanjang alam.
Aku ingin seperti bulan walau hanya satu, ia dapat menerangi
kelamnya malam. Namun aku sekarang adalah lampu berbaterai, yang membutuhkan
saluran energy lain untuk tetap nyala (Kutipan Riwayat Hati).
Aku berfikir tentang aku yang buta karena gelap, dan kapan aku bisa menerangi isi hatiku, hingga aku bisa melihat kebenaran yang tertutup kegelapan ini. Namun jiwaku terlalu kotor untuk menembusnya, aku perlu penerang yang dapat menuturkan segenap kemudahan dan menuntunku pada jalan yang aku tuju, yaitu jalan kebenaran. Jalan itu sangat sulit untuk aku tempuh, terlalu banyak kotoran yang menyerupai perak dan emas, hanya mata yang memiliki cahaya kesucian yang dapat mengetahuinya.
Aku berfikir tentang aku yang buta karena gelap, dan kapan aku bisa menerangi isi hatiku, hingga aku bisa melihat kebenaran yang tertutup kegelapan ini. Namun jiwaku terlalu kotor untuk menembusnya, aku perlu penerang yang dapat menuturkan segenap kemudahan dan menuntunku pada jalan yang aku tuju, yaitu jalan kebenaran. Jalan itu sangat sulit untuk aku tempuh, terlalu banyak kotoran yang menyerupai perak dan emas, hanya mata yang memiliki cahaya kesucian yang dapat mengetahuinya.
Dahulu,
dimasa kanak-kanakku, aku tak mengenal dengan benar sang pencipta alam dan
isinya ini. Aku hanya tahu bahwa Allah Swt yang menciptakan bumi dan makhluk
yang hidup di dalamnya. Aku memang sering belajar agama, namun tidak satupun
dari guru-guruku mengajarkan ilmu yang mempelajari hakikat ilahiah, dan aku
juga tak terlalu banyak bertanya sama mereka, bahkan terhadap kedua orang tuaku
sendiri. Kebodohan akan Sang penguasa Alam aku jalani 12 tahun, bahkan sang
penguasa alam aku dapatkan dari kata semua orang yang sama sepertiku, dan ini
menjadi ungkapan keikut sertaan, atau jua aku hanyalah orang awam yang tak tahu
menau, hingga hal itu berakhir dengan adanya tawaran dari seorang yang bijaksana,
yang akan menanggung semua kebutuhanku diluar sana, disuatu kota yang belum
pernah aku kenal sebelumnya, bangil namanya.
6 tahun
telah berlalu, masa dimana aku pernah bersama dengan sahabat-sahabat sdku,
keluargaku, dan semua orang yang aku kenal di daerahku. Inilah saatnya aku
menjadi orang yang mandiri, yang akan mengalami banyak perjalanan. Banyak hal
yang akan aku dapat dikemudian hari, dan juga banyak hal yang menjadi pelajaran
bagiku dari yang kemarin. Aku tak pernah membayangkan ataupun bermimpi akan
pergi jauh dari semua yang aku sayangi. Dan akupun siap untuk menghadapi
perjalanan yang jauh ini, perjalananku keluar kota untuk melanjutkan study-ku.
Rasanya lama perjalanan yang aku tempuh ini, namun ternyata tak
terasa, masa itu telah berlalu. Masa puber, tawa dan senyuman bersama
teman-teman, serta kebersamaan keluarga dan persahabatan hanya
tinggal kenangan yang tersisa.
Singkat
cerita, aku tinggalkan tempat kelahiranku, keluarga,sahabat,dan tetangga,
mereka semua hanya kenanganku yang dulu. Aku harus pergi dan menuntut ilmu yang
lebih lanjut, dan memang ini adalah cita-citaku, untuk melanjutkan sekolah
hingga kejenjang yang tinggi dan menjadi orang yang sukses, atau bahkan menjadi
seorang cendekiawan dan semisalnya. Banyak hal baru yang aku temui, disekolah
baruku ini, banyak sesuatu yang mengganjal dalam hatiku namun aku mencoba untuk
memahaminya dan mempelajarinya, terutama dalam pengetahuan akan sang pencipta
jagat raya ini, yang dahulu menjadi misteri dalam benak dan pikiranku, dan ternyata dipelajari lebih
dalam di sekolah baruku ini.
Akupun
bertekad untuk mencari cahaya itu, sampai aku dapat penerang bagi hatiku dan
dapat dengan jelas dan terang bagiku untuk mengenal sang pencipta ini.
Hari-hari aku habiskan diperpustakaan untuk terus mencari sesuatu yang tak
pernah aku tahu sebelumnya.
Alama’hadul
Islami yapi adalah madrasah /sekolahan yang tak hanya mengajarkan ilmu agama
saja, namun juga mengajarkan ilmu pengetahuan alam, sehingga dua hal ini yang
terus mendukung aku untuk terus mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Aku
berterimakasih pada yang mendirikan sekolah ini, hingga aku dapat sekolah
disini, dan jua kepada yang memeberi aku jalan untuk sekolah disini, karena
tanpanya aku tak dapat mengenal Tuhan secara hakikat, bahkan kekasih-kekasihNya
yang Ia Swt pilih sebagai panutan semua penduduk bumi.
Dari
sinilah aku harus terus belajar dan mencari penerang hati, agar aku sampai pada
sebuah cahaya yang lebih terang dialam sana. Setiap buku dan guru selalu aku
coba untuk memahaminya, isi penyampaian yang hendak disajikan padaku. Pernah
suatu hari, dimana hari itu adalah pelajaran akidah, setelah guruku
menyampaikan materi tentang Allah Swt, lantas guruku bertanya
tentang dimanakah keberadaan Allah Swt itu? Hatiku serentak diam dan mencoba
untuk mencari tahu jawabannya, namun aku menyerah dan menunggu jawaban itu. Dan
tibalah jawaban itu yang mengatakan, bahwa keberadaan-Nya ada dan hanya dapat
dirasakan oleh seseorang yang sadar akan keberadaan-Nya. Dan disinilah aku
mulai mengembangkan pengetahuan tentang –Nya, bahwa ia tak dapat dijangkau oleh
mata telanjang yang terbatas ini, Ia Swt akan dijangkau hanya dengan hati yang
suci dan tulus mencintai-Nya.
Ketulusan
hati adalah terangnya hati, yang dipenuhi cahya kesucian. Dan hal ini tak mudah
didapat oleh seseorang apalagi seseorang itu aku, tanpa ada utusan-Nya yang
menyalakan sinar energynya yang bersemayam dalam diri manusia.
Sampai hari itu pada pembahasan yang menerangkan tentang kekasih-kekasihNya
yang menjadi penerang di bumi, yang diperuntukkan manusia mengikuti dan
menteladaninya.Pelajaran kedua inilah yang menjadikan aku begitu yakin
tentangNya, tentang Ia yang aku katakan sang pencipat alam, yang kini ungkapan
ini bukan ungkapan orang awam lagi, dan lebih jauh dari itu, akupun mulai
menyadari bahwa keharusan mencintai-Nya. Nabi Muhammad Saaw dan keluarganya As,
adalah penerang hatiku. Merekalah aliran listrik yang memberikan energy pada
baterai lampu hatiku ini, hingga aku dapat meyalakannya, dan melihat keagungan-Nya
dan kesempurnaan zat-Nya, walau masih samar bagiku untuk melihatnya, namun aku
bahagia karena aku mendapatkan sang penerang yang karenanya, aku
dapat untukmelangkah kedepan dan mengetahui dengan yakin tentang Allah
Swt adalah pencipta alam semesta. Aku sadar penyebab dari kesamaran itu, adalah
dosa dan perbuatan ma’siat yang dahulu dan sekarang aku perbuat, yang menutup
semua keindahan dan kesempurnaan-Nya.
Sering
aku dengar tentang Nabi Muhammad Saaw, dia adalah rahmat bagi alam semesta. Dia
Saaw adalah eksistensi rahmat Allah Swt, yang berdakwah dan memanggil apada
ummatnya seraya berkata “la ilaha illallah Muhammadurrasululllah”. Inilah
pesan-Nya bagi sang penerang, yang kemudian berkorban dan berjihad demi
mendapat cinta dan ridho-Nya,Dialah Saaw sang penerang yang paling terang,
dialah nur dari cahya ilahiah. Wajahnya indah bak cahya bersinar
dalam gelapnya malam. Sang penerang inilah yang mengajak manusia untuk bangkit
dan sadar, bahwa cinta sejati ialah Allah zat sang pemilik karunia dan rahmat,
rahmat-Nya adalah keni’matan manusia, dan rahmat itu turun dari sulbi suci
Abdullah keturunan Nabi Ibrahim sang pencinta-Nya yang agung, hingga
ia As korbankan anaknya demi kecintaan pada Allah Swt, yang
melahirkan cahya kemegahan dan kesucian, sampai akupun beserta
penduduk alam meni’mati terangnya alam. Karena semua keberadaan
cahya, Allah swt titipkan pada rasul Saaw, dan dibagikan cahya itu pada setiap
makhluk-Nya. Sebagaimana sering aku dengar juga dari banyak para guruku, yang
mereka sampaikan hadits qudsi-Nya , yang artinya seperti ini:
“Jikalau bukan karenamu wahai Muhammad ( Saaw), maka tak akan
pernah Aku(Allah Swt) cipakan alam semesta beserta isinya ini.”
Akhirnya
akupun sadar, bahwa Muhammad Saaw dan Keluarganya yang suci As, jalan dan
perantara agar sampainya cintaku pada-Nya. kesamaran dan kegelapan yang selama
ini aku rasakan, adalah karena jauhnya pengetahuanku tentang mereka, karena
merekalah jaminan bagi setiap orang yang menginginkan cinta Allah Swt.
Kegelapan tak mungkin bercampur dengan cahaya, begitu juga aku, yang kotor
dengan dosa, yang bodoh akan cinta, cinta kepada Muhammad Saaw dan keluarganya
As. Namun kegelapan itu akan tersingkap dengan mengikuti ajarannya Saaw dan
keluarganya as, disertai cinta dan ketaatan. Maka dengan merekalah aku dan anda
dapat menggapai ridho dan cinta-Nya Swt.
“katakanlah
!...: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah Swt, ikutilah aku (Muhammmad
saaw), niscaya Allah swt akan mencintai kalian dan mengasihi serta mengampuni
dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Qs.3:31)
***
karya apendi cahya (cahya
nur),apendicahya.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar